Kau pernah bertanya sudah sejauh manakah dia masuk? kapan? dan bagaimana?
Mari sini ku ceritakan kisah yang tak tertulis tentang kami, bukan tentang kamu
Kau pernah berkata, “cara terbaik untuk masuk ke sepotong hati adalah ketika hati itu luka”
Ya, dia melakukannya dengan begitu sempurna ketika kau sedang berpaling untuk mengejar angan yang kau kira itu mimpi
Dia yang menggandeng tanganku bersama-sama melewati jalanan lenggang antara bilik kerja dan tempat tidur
Jalanan yang kini kulewati denganmu, namun tetap saja kulihat dia berada di sepanjang jalan itu
Dia yang mengajarkanku cara melihat dunia dari seberang warna dengan berbeda
Warna yang kadangkala tiba-tiba saja menghiasi gerimis menjadikannya lebih merdu
Dia yang memeluk setiap kepingan hati yang hancur untuk menjaganya tetap waras
Kewarasan yang hanya akan membawa kami kembali melintasi tempat itu
Tempat dimana pernah ada kami mencoba kasih yang tak pernah selesai
Karena terlalu terburu-buru menyelesaikannya sebelum ada yang bisa bercerita dengan lantang
Ya, itulah kami yang tak bisa memilih kapan atau dengan siapa untuk jatuh cinta namun bisa memilih untuk bisa sampai di penghujung tulisan ini.
Leave a Reply